Jumat, 06 Mei 2022

Fatimah Az-Zahra Al Aziz, Sosok Influencer yang Selalu mengedepankan Nuansa Religi




(JAKARTA)Suatu ketika dalam satu riwayat dengan sanad yang shohih Rasulullah SAW pernah berkata, "Apabila malam terakhir bulan Ramadhan tiba, maka menangislah langit, bumi, dan para malaikat karena musibah menimpa umat Muhammad SAW".


Dikisahkan saat itu, kemudian seorang sahabat bertanya tentang musibah apa yang akan menimpa mereka dan umat muslim. Rasulullah SAW lalu menjawab, _"Perginya bulan Ramadhan, karena di bulan Ramadhan itu semua doa diijabah, semua sedekah diterima, semua kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan siksa ditolak (dihentikan)." [Diriwayatkan dari Jabir]._

Apalagi di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah SAW Melakukan i’tikaf dengan berupaya sekuat tenaga. Selain juga melakukan qiyamullail. Memperbanyak do’a-do'a demi memohon ampunan dan keselamatan kepada Allah dengan lafalz:

 _“Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul afwa fa’fu ‘anni._

_Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan yang suka memberi ampunan, maka ampunilah aku". [HR Ahmad, Ibnu Majah dan Tirmidzi]._

Seorang influencer religi di dunia maya, Fatimah Az-Zahra Al Aziz saat dihubungi via sambungan telepon selulernya pada, Kamis (05/5/2022) siang, yang mengatakan bahwa selaku orang Islam, seperti diketahui bulan suci Ramadhan memang menjadi bulan serta moment istimewa bagi umat muslim diseluruh dunia. 

"Apalagi kedatangannya selalu ditunggu-tunggu setiap insan, karena di bulan suci Ramadhan memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan," kata Fazza sapaan akrab dara cantik yang merupakan santriwati dari Yayasan Perjuangan Wahidiyah dan Ponpes Kedungkulo, Kota Kediri Jawa Timur ini. 

Dirinya juga berkomitmen akan selalu mengedepankan nuansa religi disetiap postingan melalui berbagai platfom di sosial media (medsosnya).

"Bahwa setiap ibadah di bulan mulia Ramadhan menjadi istimewa karena pahalanya yang dikalikan serta dilipat gandakan. Namun, tak jarang kekhusyu'an di penghujung bulan Ramadhan biasanya sudah mulai teralihkan dengan gegap gempitanya hari raya," ujarnya.

Meskipun begitu, lanjut Fazza, tidak demikian yang terjadi pada zaman Rasulullah dan para sahabatnya.

"Rasulullah dan para sahabat justru menunjukkan kesedihan yang begitu mendalam ketika akan berpisah dengan bulan yang penuh dengan ampunan. Hal tersebut pun telah terekam jelas dalam berbagai kisah serta riwayat," tegas Fazza.

"Terlebih, belum tentu di tahun depan semua akan dipertemukan kembali dengan bulan suci berikutnya. Maka dari itu, kiranya orang islam di Indonesia yang menjadikan umat muslim terbesar di dunia senantiasa melakukan kebaikan semaksimal mungkin ketika di bulan suci Ramadhan," imbuhnya.

"Semoga jiwa kita sesuci bulan Ramadhan, gelapkan kemungkaran terangkan amalan," ungkap Fazza.

Kunjungi Laman : 
Fatimah Az-Zahra Al Aziz, [sumber kutipan] : https://'www.instagram.com/fazzaazzahro.id

"Selain itu, yang mesti benar-benar menjadi perhatian, bahwa seuntai kalimat yang menjadikan implementasi Ramadhan semakin dalam, bahwa kepergian bulan mulia Ramadhan tahun 1443 Hijriyah ini tetap membuat ibadah kita semakin teguh,"
pungkasnya.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.