Selasa, 08 Oktober 2024

Satriani Wisata Lakukan Perjalanan Ziarah ke Mesir dan Irak: Ziarah ke Bumi Para Nabi dan Bumi Para Aulia


Jakarta - Satriani Wisata sebagai Biro Perjalanan Ibadah Umrah, Wisata Religi, Halal Tour dan Muslim Tour membawa 26 jamaah melakukan perjalanan rohani yang mendalam dengan melakukan ziarah ke bumi para nabi (Mesir) dan bumi para aulia (irak). 

Mesir disebut sebagai "bumi para nabi" atau "negeri para nabi" karena banyaknya nabi yang pernah bersinggah, tinggal, wafat, tumbuh, berdakwah, ataupun berasal dari sana. Begirtu juga dengan Irak yang disebut sebagai “bumi para aulia” atau “negeri para wali” karena banyaknya wali yang pernah bersinggah, tingga, wafat tumbuh, berdakwah maupun berasal dari sana. 

Rombongan Satriani Wisata menziarahi tempat-tempat bersejarah dan spiritual di Mesir dan Irak untuk berziarah ke para nabi dan aulia. Perjalanan ini dimulai dengan menekankan pada aspek rohani, mengunjungi para wali dari Ahlus Sunnah wal Jamaah. Di antara mereka adalah Syeikh Abdul Qadir Jaelani, yang dihormati sebagai salah satu tokoh sufi terkemuka. 

“Jamaah juga menziarahi nabi-nabi seperti Yusa bin Nunn, Zulkifli, Ayub, Adam, dan Nuh AS. Selain itu, mereka berkunjung ke makam para imam dari keturunan Ahlul Bait, termasuk Imam Musa Al-Kadhim dan Imam Al-Hadi Al-Askari. Ini menjadi kesempatan untuk memperdalam pemahaman tentang akar spiritual dan sejarah Islam,” ujar Direktur Utama Satriani Wisata H. Edy Hamdi kepada wartawan, Selasa (8/10/2024). 

Selama di Irak, Pra Kelahiran Mesir ini menyebut bahwa jamaah juga berziarah ke makam wali-wali terkenal seperti Ju'uned Al-Baghdadi dan gurunya, Sari As-Safaki, serta Maruf Al-Kharki, yang merupakan guru Imam Al-Ghazali. Momen-momen ini sangat berharga, karena memungkinkan jamaah untuk bertawasul dan merasakan kedamaian yang dihadirkan oleh makam para aulia.

“Meskipun perjalanan ini berlangsung di tengah lingkungan yang ketat, dengan banyaknya pemeriksaan di berbagai checkpoint, masyarakat lokal menunjukkan sikap yang ramah dan tidak terlibat langsung dalam konflik yang terjadi di kawasan tersebut. Hal ini menciptakan suasana yang cukup kondusif bagi jamaah untuk menjalani ziarah dengan tenang,” ujar H. Edy Hamdi. 

Dalam perjalanan spiritual ini, Satriani wisata mengajak jamaah mengunjungi kota-kota yang menyimpan banyak sejarah di Irak seperti Baghdad, Karbala, Kufah dan Najaf. 

“Di Karbala, jamaah menziarahi makam Sayidina Husain, yang merupakan cucu Nabi Muhammad SAW dan salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Di Najaf, mereka berkunjung ke masjid Sayidina Ali, sekaligus mengunjungi petilasan rumah Sayidina Ali di Kufah, di mana beliau dibunuh dan dimakamkan. Perjalanan ini juga mengingatkan jamaah akan pentingnya peran Sayidina Ali sebagai Khalifah keempat dalam sejarah Islam,” terang Pra yang yang menjabat sebagai Ketua Umum Forum Travel Partner Indonesia (FTPI).  

Di kota Al-madain yang merupakan kota metropolitan Irak pada zaman kuno, jamaah berziarah ke sahabat Rasulullah, Salman Al-Farisi, yang dikenal dalam hadis sebagai bagian dari Ahlul Bait. Mereka juga mengunjungi Sayidina Huzaifah bin Al-Yamani, seorang sahabat Ansor yang selalu menjadi tempat curhat Nabi Muhammad. Ziarah ini menjadi pengalaman berharga, di mana jamaah dapat merasakan koneksi dengan sejarah Islam yang lebih dalam.

“Tidak kalah penting, di Istana Qisro, jamaah menyaksikan peninggalan dari era Sasanid, di mana konon saat kelahiran Rasulullah, istana ini bergetar hingga hampir runtuh. Saat ini, istana tersebut ditutup oleh UNESCO untuk perbaikan, tetapi tetap menjadi saksi bisu sejarah yang luar biasa,” sambungnya. 

Di Baghdad, jamaah lebih memfokuskan diri pada ziarah ke masjid Syeikh Abdul Qadir Jaelani beserta kedua putranya, Sayid Saleh bin Abdul Qadir Jaelani dan Sayid Abdul Jabar bin Abdul Qadir Jaelani. Setelah ziarah, mereka juga menikmati suasana Muta Nabi Street, sebuah jalan ikonik di Baghdad yang dipenuhi dengan toko-toko tradisional. Ini adalah kesempatan untuk berbelanja souvenir dan merasakan kehidupan sehari-hari masyarakat setempat. 

Sebelum menjalani ziarah di Irak, para jamaah terlebih dahulu melakukan ziarah ke Mesir. Di Mesir, jamaah tidak hanya menziarahi para wali dan Imam Syafi'i, tetapi juga menyaksikan museum dan situs bersejarah seperti Piramida dan peninggalan Fir'aun Ramses II. Kunjungan ini menambah wawasan tentang peradaban kuno dan sejarah yang kaya di Mesir.

“Perjalanan ini juga menggabungkan dua sejarah peradaban antara Mesopotania di Mesir dan Babilonia di Irak. Selain itu, paket Mesir-Irak, Jamaah akan mengunjungi 3 Imam Madzhab yaitu, Hanafi, Maliki dan Syafii,” terangnya.

Salah satu tujuan utama dari perjalanan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai toleransi beragama di Irak. Melalui pengalaman langsung, jamaah bisa melihat bagaimana masyarakat di sana hidup berdampingan, terlepas dari perbedaan aliran. Ini menjadi penting untuk melawan stereotip yang sering kali muncul di media, terutama di Indonesia. 

Melihat kesuksesan perjalanan ini, Satriani Wisata merencanakan untuk melakukan perjalanan series ke Irak, setelah sebelumnya melakukan perjalanan ke Masjidil Aqsha. 

“Perjalanan ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang lebih dalam tentang sejarah dan tradisi agama, serta mendalami makna spiritual yang terkandung dalam perjalanan ini,” ujarnya.

Dengan segala pengalaman yang didapatkan, jamaah diharapkan dapat membawa pulang ketenangan jiwa dan pemahaman yang lebih baik tentang agama, serta semangat untuk terus meneliti dan mendalami ilmu agama dan sejarah Islam. Perjalanan ini menjadi pengingat akan pentingnya niat yang tulus dalam setiap langkah ziarah, serta kebangkitan spiritual yang akan terus menginspirasi.

Untuk mengunjungi dan ziarah ke Mesir dan Irak dan ziarah ke Makam Cucu Nabi Muhammad serta para ulama besar dunia, Satriani Wisata menawarkan harga US$ 2.350. Dari harga tersebut, jemaah akan mendapatkan fasilitas hotel bintang 5 di Mesir maupun di Irak.

Satriani Wisata sebagai pelopor wisata pembuka jalur Aqsho sejak tahun 1994 sukses membuka wisata ke Palestina, Andalusia, Spanyol, Maroko dan Portugal maupun negara-negara lain seperti Balkan. Selain perjalanan ke Mesir dan Irak, dalam waktu bersamaan, Satriani Wisata juga membawa 35 jamaah melakukan wisata halal ke Balkan mengunjungi 9 negara Balkan.

“Alhamdulillah dalam waktu bersamaan, Satriani juga membawa 35 jamaah untuk melakukan wisata halal ke Balkan mengunjungi 9 negara yaitu Turki, Makedonia, Albania, Montenegro, Kroasia, Bosnis, Serbia, Bulgaria dan Yunani,” pungkasnya.

Lorem ipsum is simply dummy text of the printing and typesetting industry.