Penonton film Budi Pekerti di World Premiere TIFF 2023 tak henti memberikan apresiasinya kepada para kru dan pemain film meski sesi tanya jawab sudah ditutup
Toronto, 9 September 2023 - Film Budi Pekerti menggelar world premiere yang mengesankan di Toronto International Film Festival (TIFF) 2023 pada 9 September 2023 pukul 09.05 PM EDT. Setelah menyambut acara Opening Night Toronto International Film 2023 dengan meriah, sutradara, produser, dan para pemain film Budi Pekerti akhirnya mempersembahkan penayangan perdana film internasional yang berjudul Andragogy ini. Para hadirin termasuk sutradara Wregas Bhanuteja, produser eksekutif Iman Usman, produser film Adi Ekatama, Ridla An-Nuur, dan Nurita Anandia. Turut hadir juga para pemain seperti Sha Ine Febriyanti, Angga Yunanda, Prilly Latuconsina, dan Dwi Sasono.
Budi Pekerti, sebuah film bergenre drama, adalah karya cerita panjang kedua yang ditulis dan disutradarai oleh Wregas Bhanuteja, diproduksi oleh Rekata Studio bekerja sama dengan Kaninga Pictures, serta didukung oleh KG Media, Hwallywood, Momo Films, dan Masih Belajar. Di sesi world premiere yang dihadiri oleh lebih dari 200 penonton, sutradara, produser, dan para pemain film ini melanjutkan dengan sesi tanya jawab yang penuh antusiasme dengan para penonton. Meski sudah larut malam, apresiasi yang diberikan oleh penonton terhadap Budi Pekerti sangat besar. Wregas Bhanuteja, sang sutradara, berbagi rasa syukur melihat antusiasme penonton di TIFF 2023 terhadap karyanya. "Saya merasa sangat bersyukur bahwa world premiere Budi Pekerti telah berlangsung di TIFF 2023. Saya terharu melihat bagaimana penonton merespons film Budi Pekerti dengan begitu mendalam. Film ini, meskipun berlatar belakang di Indonesia, berhasil menyentuh hati banyak orang di seluruh dunia," ungkap Wregas Bhanuteja.
Antusiasme penonton tidak mereda ketika sesi tanya jawab berakhir; mereka terus mendekati sutradara, produser, dan pemain untuk bertanya atau menyampaikan kebahagiaan mereka atas kesempatan menonton film yang mengangkat tema perundungan di media sosial ini. Salah satu penonton bahkan menyatakan bahwa peristiwa yang dialami oleh tokoh-tokoh dalam film ini bisa terjadi pada siapa saja di era media sosial seperti sekarang. Dengan merekam, mengunggah, dan menjadikannya viral, perundungan di media sosial adalah realitas yang harus dihadapi. Hal ini membuat banyak penonton merenungkan pentingnya menggunakan media sosial dengan bijak.
Dwi Sasono, yang berperan sebagai Pak Didit dalam film, turut berbagi rasa senang dan harunya bisa hadir dalam World Premiere film Budi Pekerti di TIFF. "Saya sangat senang bisa membawa Budi Pekerti bertemu dengan penonton perdana di TIFF. Dan yang lebih penting lagi, apresiasi yang diberikan oleh penonton di sini membuat saya terharu. Budi Pekerti bukan hanya tontonan semata, tetapi juga sebuah refleksi tentang bagaimana kita berinteraksi dengan media sosial dengan bijak," kata Dwi Sasono.
Apresiasi juga datang dari penonton di media sosial. Salah satunya adalah Julian Halim, seorang warga negara Indonesia yang tinggal di Kanada, yang menyatakan apresiasinya melalui akun media sosialnya @JulianH89. "Andragogy adalah film yang luar biasa. Saya sangat menyukainya. Sangat direkomendasikan. Saya sekarang mengerti mengapa film ini terpilih untuk masuk TIFF tahun ini. Film ini sangat relevan dan memberikan dampak yang mendalam. Pesan dari film ini tentang keviralan suatu kejadian di media sosial yang sering terjadi di berbagai belahan dunia. Saya memberikan nilai 10/10 untuk film ini."
Film Budi Pekerti, yang berlatar di Yogyakarta selama pandemi, mengisahkan kisah Bu Prani, seorang guru BK yang video perselisihannya dengan pengunjung pasar viral di media sosial. Akibat tindakannya yang dianggap tidak mencerminkan seorang guru, ia dan keluarganya mengalami perundungan, dikejar-kejar dengan tuduhan lain, dan bahkan terancam kehilangan pekerjaannya.
Setelah tampil di Toronto International Film Festival, film Budi Pekerti akan segera tayang di bioskop di Indonesia. Untuk informasi terbaru, pantau akun media sosial film Budi Pekerti dan Rekata Studio atau hubungi Tim Publisis Film Budi Pekerti.
*Akun Media Sosial*
Instagram: @filmbudipekerti @rekatastudio
Twitter: @filmbudipekerti @rekatastudio
Tiktok: @filmbudipekerti
Youtube: Rekata Studio
Facebook: Rekata Studio
Hashtag: #BudiPekerti #FilmBudiPekerti
*Tentang Rekata Studio*
Rekata Studio adalah anak perusahaan Kompas Gramedia Group yang berfokus pada pengembangan konten Intellectual Property (IP) milik Kompas Gramedia Group. Salah satu pencapaiannya adalah film pendek pemenang Piala Citra FFI 2021, "Tak ada yang Gila di Kota Ini," yang diadaptasi dari cerpen Eka Kurniawan dalam buku "Cinta Tak Ada Mati" terbitan Gramedia Pustaka Utama. Rekata juga memproduksi "Penyalin Cahaya" yang world premiere-nya diadakan di Busan International Film Festival dan sukses besar di Piala Citra FFI 2021. Film "Penyalin Cahaya" ditayangkan perdana oleh Netflix di seluruh dunia dan masuk dalam daftar Netflix’s Global Top 10 selama tiga minggu berturut-turut setelah dirilis pada 13 Januari 2022.
*Tentang Kaninga Pictures*
Kaninga Pictures adalah perusahaan film berbasis di Jakarta yang didirikan pada tahun 2015. Perusahaan ini bergerak di bidang pendanaan film, produksi, pemasaran, dan distribusi. Kaninga Pictures fokus pada cerita-cerita menarik yang dihadirkan dengan pendekatan unik dalam berbagai genre, termasuk "Bid’ah Cinta," "Night Bus," "Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak," "Laut," "The East," "Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas," dan "Penyalin Cahaya."