Jakarta- Kebersamaan para Ksatria Tengkorak Kostrad pimpinan Letkol Inf Ardiansyah alias Raja Aibon Kogila bersama masyarakat Intan Jaya Papua, bisa dikatakan hanya menghitung jam saja. Namun demikian, Raja Aibon Kogila dan pasukannya seolah-olah tidak mau berpisah dengan masyarakat Intan Jaya. Ini mungkin terjadi karena saking cintanya Raja Aibon kepada masyarakat Intan Jaya, dan juga enggannya masyarakat dipisahkan dengan para Ksatria Tengkorak Kostrad. Intan Jaya. Kamis (29/6/2023).
Aksi sosial kemasyarakatan yang dijalankan oleh para Ksatria Tengkorak Kostrad tak pernah berhenti, karena membantu mengatasi kesulitan rakyat sudah merupakan kewajiban bagi setiap prajurit yang tertuang dalam Delapan Wajib TNI. Acara Pentasbisan Pastur Gereja Titigi yang dihadiri oleh lebih dari 1000 masyarakat dari berbagai Distrik, juga telah menjadi bagian dari rangkaian Program Terpadu 100 Hari pasukan Raja Aibon. Dua ekor babi yang jauh-jauh hari telah disiapkan, akhirnya diserahkan untuk acara besar tersebut. Kepala Kampung Titigi bersama beberapa warga, mengambil sumbangan para Ksatria Tengkorak Kostrad di Pos Titigi, yang ditemui langsung oleh Lettu Inf Reza Hidayat alias Ronggolawe.
"Kami ucapkan, dari Kepala Kampung, sebagai umat di sini, kami mengucapkan banyak-banyak terima kasih kepada bapak-bapak TNI, yang memberikan bantuan 2 ekor babi. Atas nama panitia kami banyak terima kasih 305. Terima kasih banyak, Amakanie. Semua tetap di Intan Jaya jaya selalu, untuk mengamankan damai. Hormat," ucap Bapak Okto Mujizau, Kepala Desa Kampung Titigi.
Sehari setelah acara besar di Kampung Titigi, Raja Aibon kemudian menggelar acara di Pos Koper. Perwakilan masyarakat dari Kampung Holomama, Sambili dan Mamba Bawah begitu senang menerima undangan dari Raja Aibon Kogila. Apalagi, sebelum acara dimulai, masyarakat diajak kandang peternakan babi dan kebun, yang dilanjutkan dengan panen timun. Masyarakat terheran-heran dengan apa yang dilakukan oleh para Ksatria Tengkorak. Hal ini karena selama ini, mereka tidak pernah melihat Pos-pos TNI begitu indah dan rapi, serta dipenuhi dengan aneka ragam tanaman sayur. Masyarakat begitu senang dan bahagia ketika Raja Aibon mempersilahkan mereka untuk memetik dan menikmati hasil kebun yang memang sengaja dibuat untuk mengedukasi masyarakat.
"Selama ini, masyarakat dari Kampung Holomama, Sambili dan Mamba Bawah sering menyampaikan keluhannya kepada kami, baik langsung kepada saya maupun kepada Danpos Mamba, Koper dan Holomama. Selama ini mereka merasa sangat kurang diperhatikan. Makanya setelah kami hadir disini, dengan berbagai program yang kami laksanakan, mereka sangat senang. Itulah kenapa, beberapa hari yang lalu, mereka sampai berkumpul untuk membuat pernyataan agar kami tetap tinggal di Intan Jaya bersama mereka," jelas Raja Aibon Kogila.
Kapten Inf Poltak Siahaan yang oleh masyarakat dikenal sebagai Gembala Poltak, bersama dengan Osea Sani dan Yeskiel Sani kemudian mengarahkan masyarakat untuk menikmati hidangan ala kadarnya, sambil menunggu acara dimulai. Acara yang sangat sederhana, yang pada intinya adalah memperlihatkan sekaligus mengedukasi masyarakat tentang bagaimana memanfaatkan lahan yang ada untuk perkebunan, sekaligus berbagi rejeki jelang perayaan Idul Adha.
Saat Mama-Mama sibuk mengatur pembagian buah tangan dari Ksatria Tengkorak, Raja Aibon Kogila mengajak Osea Sani dan para pemuda untuk berbincang-bincang di pojokan Pos. Sambil menikmati kopi panas dan kue, Raja Aibon Kogila kembali mendengar keluh kesah masyarakat. Semua menyampaikan bahwa selama ini, sebelum kehadiran para ksatria Tengkorak, masyarakat tidak pernah masuk ke Pos TNI. Disatu sisi karena komunikasi yang juga sangat kurang, disisi lain, mereka juga takut akan ancaman gerombolan KST, yang selalu mencurigai bahkan mengancam dan mengintimidasi masyarakat yang menjalin komunikasi dengan TNI.
Masyarakat juga menyampaikan agar Raja Aibon dan pasukan tetap tinggal di Intan Jaya. Jikapun harus kembali, agar tidak saat ini, karena mereka belum tahu apakah yang akan menggantikan nanti sama seperti yang dilakukan oleh para prajurit Tengkorak atau berbeda. Masyarakat sangat mengharapkan agar Intan Jaya terus seperti saat ini, dimana kekerabatan antara masyarakat dengan para prajurit terjalin tanpa adanya rasa curiga.
Para Ksatria Tengkorak Kostrad telah masuk ke hati sanubari masyarakat Intan Jaya. Semoga Intan Jaya terus damai dan masyarakatnya semakin sejahtera. Papua Penuh Damai, PAPEDA. (Penkostrad).